INDIKATOR ALAMI ASAM DAN BASA
Indikator
pH dari bunga tapak dara (Vinca Rosea U), bunga jengger ayam (Celosia Cristata
L), dan bunga tembelekan (Lantara Camara L) dengan didasari pemikiran bahwa zat
warna pada tanaman merupakan senyawa organik berwarna seperti dimiliki oleh
indikator sintetis, selain itu mudah dibuat juga murah karena bahan-bahannya
mudah didapat serta menambah pengetahuan tentang manfaat bunga tapakdara,
jengger ayam dan tembelekan. Karakteristik bunga yang baik digunakan sebagai
indikator pH yaitu bunga yang masih segar berwarna tua digunakan hanya mahkota
bunga sedangkan benang sari dan putik tidak digunakan.
Pada
pembuatan indikator cair bunga dicuci dengan air mengalir agar bersih juga
dimaksudkan agar pigmen warna bunga tidak ikut larut dalam air. Bunga yang
sudah dicuci kemudian dipotong kecil-kecil untuk memperluas permukaan bunga
sehingga proses pelarutan bunga lebih efektif. Semakin luas permukaan bunga
maka semakin banyak pigmen warna bunga yang larut pada proses pelarutan. Pada
proses pemotongan bunga tidak dicincang melainkan dipotong kecil-kecil.
Setelah
bunga dipotong selanjutnya bunga dikeringkan dalam oven untuk mengurangi kadar
air yang terkandung. Pengovenan dilakukan pada suhu 50ºC selama 15 menit. Pada
suhu tersebut, pigmen bunga tidak berubah sehingga ketika dilarutkan akan
menghasilkan warna yang mudah diamati. Apabila pengeringan dilakukan pada suhu
lebih besar dari 50ºC maka warna bunga akan berubah karena karakteristik warna
bunga awal hilang. Bunga yang sudah kering dimasukkan dalam stoples dan
ditambahkan alkohol 70% sampai ± 0,5 cm di atas bunga lalu didiamkan semalam
agar pigmen warna bunga larut dalam alkohol.
Alkohol
70% sebenarnya merupakan etanol, yang dipilih sebagai pelarut selain dilihat
dari sifat polarnya juga dilihat dari aspek ekonomisnya. Etanol lebih mudah
didapatkan dan harganya lebih murah dibandingkan dengan jenis alkohol lainnya.
Penggunaan pelarut untuk melarutkan bunga digunakan secukupnya karena apabila
berlebihan maka larutan yang dihasilkan akan menjadi encer sehingga menyebabkan
produk yang dihasilkan kurang baik. Setelah semalam, larutan disaring untuk
mendapatkan filtratnya yaitu ekstrak bunga. Ekstrak bunga tersebut merupakan
indikator cair.
Kemudian
indikator cair dituangkan dalam stoples lain dan disimpan dalam kulkas sampai
akan digunakan. Cara penggunaan indikator cair yaitu meneteskan indikator
tersebut pada larutan yang akan diuji pHnya. Larutan akan memberikan perubahan
warna yang kemudian perubahan warna tersebut dicocokkan dengan warna pada
trayek pH indikator tersebut. Masing-masing warna pada trayek pH memiliki pH
yang berbeda setiap warnanya. Warna larutan yang sama dengan warna pada trayek
pH menunjukkan bahwa pH larutan sama dengan pH pada trayek pH indikator
tersebut.
Indikator
alami asam basa dan Indikator alami asam dan basa lain yang mudah ditemui yaitu
bunga sepatu, bunga Hidrangea, kol merah kunyit.
Dengan menggunakan indikator
alami tersebut kita akan membuatnya dengan cara dibawah ini:
1. Cara pembuatan indikator
alami dari Bunga Sepatu :
a.
Pilihlah beberapa
helai mahkota bunga berwarna
merah dari bunga
sepatu.
b.
Gerus dalam
lumpang dengan sedikit air.
c.
Saring ekstrak
mahkota bunga merah tersebut.
d.
Teteskan ekstrak
mahkota bunga ke dalam:
-
Air suling (netral)
-
Larutan cuka (asam)
-
Air kapur (basa)
Catat hasil perubahan warna
yang terjadi
Indikator asam-basa dari bunga sepatu,
ketika didalam larutan asam akan memberikan warna merah, di dalam larutan basa
akan memberikan warna hijau dan pada larutan netral tidak berwarna.
2. Cara pembuatan indikator alami
dari bunga Hidrangea :
a.
Pilihlah beberapa
helai mahkota bunga Hidrangea
b.
Gerus dalam
lumpang dengan sedikit air.
c.
Saring ekstrak
mahkota bunga Hidrangea tersebut.
d.
Teteskan ekstrak
mahkota bunga ke dalam:
- Air suling (netral)
- Larutan cuka (asam)
- Air kapur (basa)
Catat hasil perubahan warna
yang terjadi Indikator asam-basa dari bunga Hidrangea akan memberikan warna
biru ketika didalam larutan asam , di dalam larutan basa akan memberikan warna
merah jambu dan pada larutan netral tidak berwarna.
3. Cara pembuatan indikator
alami dari kol merah :
a.
Haluskan sejumlah
kol merah yang masih segar
b.
Rebus selama 10
menit.
c.
Biarkan air kol
merah menjadi dingin.
d.
Saring dalam
stoples besar.
e.
Teteskan ekstrak
kol merah ke dalam:
- Air suling (netral)
- Larutan cuka (asam)
- Air kapur (basa)
Catat hasil perubahan warna
yang terjadi Indikator asam-basa dari kol merah akan berubah warna menjadi
merah muda bila dicelupkan ke dalam larutan asam, menjadi hijau dalam larutan
basa, dan tidak berwarna pada larutan netral.
4. Cara pembuatan indikator
alami dari kunyit :
a.
Parut kunyit yang
telah dibersihkan
b.
Saring ekstrak
kunyit dengan alkohol
menggunakan kain
ke dalam mangkok kecil.
c.
Teteskan ekstrak
kunyit ke dalam:
- Air suling (netral)
- Larutan cuka (asam)
- Air kapur (basa)
Catat hasil perubahan warna
yang terjadi Indikator asam-basa dari kunyit, akan memberikan warna kuning tua
ketika dilarutkan dalam larutan asam, memberikan warna jingga di dalam larutan
basa dan memberikan warna kuning terang pada larutan netral. Indikator asam dan
basa yang baik yaitu zat warna yang memberikan warna berbeda pada larutan asam
dan larutan basa.
Komentar
Posting Komentar